Monster di Hutan Loji, Gunung Kelud

Onyisme
6 min readAug 27, 2023

--

Hutan Loji

Disini saya akan menceritakan pengalaman saya, saat bertemu dan menaklukkan Monster di Hutan Loji saat melakukan pendakian di Gunung Kelud via Tulungrejo, Blitar.

Menuju Hutan Loji — (31/08/2022)

Pintu Rimba
Saya (kiri), dan Memed (kanan)

Saat itu saya melakukan pendakian bersama rekan saya yang bernama memed. Pendakian saat itu sangat sepi, tidak ada rombongan pendaki selain kami.

Kami berangkat dari basecamp dengan target camp di Pos 3, disana kami berjalan dengan santai sambil ngobrol agar pendakian terasa mengasyikkan.

Istirahat Asyik di Hutan Loji
Memed (kiri) Saya (kanan)

Ditengah perjalan tiba-tiba turun hujan, saat itu posisi kami akan memasuki gerbang Hutan Loji.

Sesampainya kami di Hutan Loji kami memutuskan untuk mendirikan tenda disana, dan bermalam disana.

Monster Menyerang — (01/09/2022)

Alarm pun berbunyi. Kamipun mempersiapkan diri untuk melakukan summit attack.

Setelah selesai sarapan, saya keluar tenda untuk mengambil sepatu saya.

Sesaat saya mengangkat sepatu. tiba-tiba ada serangga keluar dari sepatu. Sayapun terkejut seketika.

Saat itu saya tidak tau, serangga apa yang keluar dari sepatu saya, karena gerakannya yang begitu cepat. Dan saya melanjutkan aktifitas saya.

Mulailah saya membersihkan sepatu, takutnya ada hewan lain ada yang bersembunyi di dalam.

Sesaat asyik membersihkan sepatu, tiba-tiba terdengar suara nyaring yang begitu cepat, dan suara itu masuk ke telinga saya.

Suara itu berasal dari serangga, entah dari mana asalnya. Dan kini serangga sedang didalam telinga saya.

Sayapun kaget dengan sedikit teriak

“Weset, opo iki?” (weset, apa ini?)

Memed pun menanggapi teriakan saya.

“Ada apa bess?” — Ucap memed dari dalam tenda.

Saya menjawab, "koyoe, onok kewan mlebu kupingku med". — (Sepertinya, ada hewan di telinga saya med)

Sebenarnya disitu kami sempat panik, karena kami tidak ada pengalaman sama sekali dalam menangani hal semacam itu.

Kamipun mencari berbagi cara untuk mengeluarkan hewan itu.

Dimulai dari menenteskan air ke lubang telinga hingga mongorek dengan rumput, berharap hewan itu keluar.

Tapi setelah melakukan berbagai cara, yang ada hewan itu malah semakin memberontak dan telinga saya semakin terasa sakit.

Kami disitu mulai bingung, melakukan strategi untuk mengeluarkan hewan itu.

Disitu saya mulai mengecek koneksi internet di handphone saya. Beruntungnya saya, ternyata koneksi internet masih bisa terhubung.

Sayapun tersenyum bahagia, seperti ada titik cerah dalam masalah ini.

Saya memulai searching di google untuk mencari artikel penanganan telinga yang kemasukan serangga.

MENAKLUKKAN MONSTER

Sayapun mulai membaca artikel tersebut dengan teliti.

Didalam artikel tersebut menuliskan,

  1. Jangan Panik

Diawal artikel tersebut saya menggaris bawahi kata JANGAN PANIK. Saat itu kami sebenarnya sudah tidak panik, sepeti awal serangan dari serangga.

Oke, agar kami bisa menciptakan kondisi yang lebih tenang dan juga kondusif, saya putuskan untuk ngopi dan merokok dulu.

Karena dalam situasi panik, takutnya kami mengambil langkah yang salah. Lanjut,

2. Jangan Masukkan Benda Apapun ke Telinga

Dalam artikel tersebut menyebutkan kalau kita dilarang mengorek kuping dengan benda apapun.

Saat itu kami sedikit menyesali apa yang kami lakukan tadi, agar penyesalan tidak terlalu lama. Saya putuskan untuk melanjutkan membaca artikel pada Poin 3.

3. Tuangkan Air ke Dalam Telinga

Di poin ini sebenarnya sudah kami lakukan, tapi biar lebih afdol kami lakukan kembali.

Setelah mencoba menuangkan air kembali yang terjadi serangga itu semakin memberontak alhasil saya merasa kesakitan.

Akhirnya kami putuskan lanjut ke poin 4 saja.

4. Tuangkan Minyak ke Dalam Telinga

Didalam artikel tersebut sebenarnya sudah menunjukkan minyak yang digunakan adalah minyak bayi atau minyak zaitun.

Berhubung kami saat itu sedang dalam pendakian. kami haya membawa minyak pijat GPU.

Pada saat itu saya sempat ragu untuk melakukannya, kare kondisi sedang darurat, Sayapun memberanikan diri untuk menggunakan minyak itu saja.

Pada saat proses penuangan, sayangnya memed kami tidak memperkirakan debit minyak yang akan keluar dari botol.

Minyak pijat itupun menetes cukup banyak, hingga membahasi area telinga saya. Alhasil area telinga hingga wajah saya merasakan sensasi panas, dan secara bersamaan serangga tersebut juga memberontak sangat ugal-ugalan.

Sayapun dengan terpaksa menahan rasa itu, sambil menyeruput kopi tadi dan merokok. Sayapun bisa mulai tenang menghadapinya.

Tak lama kemudian, panas mulai mereda dan pergerakan serangga mulai menghilang.

Pada saat itu kami sebenarnya mulai curiga, kalau serangga itu sudah tewas.

Kamipun mulai mengeceknya dengan memanggil serangga yang ada didalam telinga, tetapi tidak ada respon dari dia.

Pada momen itu, kami berduapun mulai bingung kembali.

Padahal niat awal kami adalah mengeluarkan serangga tersebut, bukan bermaksud untuk membunuh.

MASALAH BARU

Disaat serangga sudah dinyatakan tewas, dan kamipun merasa cemas dan bingung.

Bagaimana langkah yang akan kami lakukan setelah itu, karena pada artikel tersebut tidak menjelaskan efek dari serangga jika tewas di dalam telinga.

Sayapun searching kembali, dan saya menemukan artikel yang lain.

Didalam artikel tersebut menjelaskan, satu-satunya cara mengeluarkannya serangga itu melalui penanganan medis dan di dalam artikel tersebut juga menjelaskan, kalau tidak ada efek ya parah, hanya saja didalam artikel tersebut dituliskan jika tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi. Sayapun merasa sedikit tenang setelah membaca artikel tersebut.

Disaat itu kami mulai diskusi, apakah kami akan turun atau melanjutkan perjalanan. Pertimbangan kami saat itu, jika kami berjalan turun, klinik atau puskesmas sudah tutup, jika kita menghitung estimasi kita berjalan turun.

Akhirnya sayapun memutuskan melanjutkan perjalanan, karena saya saat itu meyakini kalau serangga yang ada ditelinga saya tidak memiliki efek yang fatal, hanya saja efek yang terasa saat itu adalah pendengar menurun.

Sayapun meminta memed jika berbicara agar lebih keras, agar saya dapat mendengar lebih jelas.

SUMMIT ATTACK

Berbekal tulisan artikel yang saya baca tadi. Sayapun semakin yakin jika efek serangga tersebut masih aman, dan kami masih bisa untuk melanjutkan perjalan.

Kami berduapun melanjutkan perjalanan ke puncak, dan memutuskan untuk tidak berlama-lama dipuncak agar saat kamu turun ke basecamp tidak terlalu malam.

PENAKLUKAN MONSTER 1 (02/09/2022)

Sesampainya dirumah. Saya langsung pergi ke klinik untuk memeriksa kondisi telinga saya.

Disana telinga saya mulai diperiksa, saat itu alat diklinik tidak dapat melihat keberadaan serangga itu.

Menurut perawat entah sudah keluar, atau serangga memiliki ukuran yang besar hingga menutup seluruh lubang telinga.

Tapi saya mengatakan kalau, masih merasakan ada yang mengganjal di telinga saya.

Akhirnya penangananpun dimulai, diawali dengan disemprotkan air hangat ke lubang telinga, agar mendorong serangga tersebut dapat dari telinga.

Satu jam lebih proses pengeluaran serangga akhirnya membuahkan hasil, meskipun hanya bagian belakang serangga yang bisa dipaksa dicabut menggunakan pinset.

Sayapun baru mengetahui, bagaimana bentuk serangga yang masuk ditelinga saya.

Saat itu menurut perawat, jika dilihat dari bentuk bagian belakang serangga ini cukup besar, perawat memberikan penjelasan jika di klinik tersebut alatnya terbatas.

Sang perawatpun menyarankan saya untuk pergi ke Rumah Sakit untuk bisa ditangani Dokter spesialis THT saja, karena disana alatnya lebih lengkap.

Setelah itu perawat mulai membersihkan telinga saya, agar nantinya tidak terjadi infeksi.

PENAKLUKAN MONSTER 2 (03/09/2022)

Keesokan harinya, setelah dari klinik sayapun berangkat ke Rumah Sakit untuk melanjutkan proses mengeluarkan serangga.

Sesampainya disana saya menceritakan penanganan yang saya lakukan saat di Hutan Loji dan penanganan yang dilakukan di klinik kemarin, dokterpun memahami dan langsung melakukan tindakan.

Tak lama seranggapun dapat di evakuasi, setelah melihat bentuk serangga, dokter pun bertanya kepada saya.

“Serangga apa ini mas?" — Dokter bertanya

Sayapun juga kebingungan menjawab pertanyaan dokter mengenai jenis serangga itu, dengan spontan saya menjawab.

“Monster itu dok" — Sahut saya

Saat itu dokter dan perawat di rumah sakit mulai terlihat tertawa, suasana kini berganti menjadi ceria.

Akhirnya saya mulai menceritakan bagaimana Monster Hutan Loji bisa masuk ketelinga saya.

Setelah itu sayapun bertanya kepada dokter mengenai pencegahan dan juga first aid jika ada kejadian serupa. Pak Dokter mulai memberikan penjelasan dengan detail tentang pertanyaan saya.

Sayapun pulang dengan pribadi yang sehat dan lincah kembali, Alhamdulillah.

Dokumentasi dari Story Instagram Saya
(1) Saat di kasir Rumah sakit
(2) Saat Summit Attack
(3) Sisa Badan Monster

Begitulah cerita saya saat bertemu dan menaklukkan Monster di Hutan Loji.

--

--